Kamis, 06 April 2017

Psikologi Pendidikan : Pendidikan Multikultural

1. Pengertian Pendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan/diversitas dari beragam perspektif/pandangan dari berbagai kelompok kultural. Pendidikan Multikultural adalah model pendidikan yang mengusung ideologi yang memahami, menghormati, dan menghargai harkat martabat manusia di manapun dia berada dan dari mana pun datangnya (ekonomi, sosial, budaya, etnis, dan bahasa).
Fokus utama pendidikan multikultural terletak pada  pemahaman dan upaya untuk hidup dalam konteks perbedaan(berdasarkan agama, ras, etnis, suku, warna kulit, keadilan sosial), baik secara perorangan maupun kelompok tanpa harus terperangkap oleh nilai primordialis budaya yang sempit.
Tilaar mengungkapkan fokus utama pendidikan multikultural tidak lagi diarahkan hanya kepada kelompok sosial, agama dan kultural dominan.Fokus tersebut pernah menjadi tekanan pada pendidikan multikultural yang menekankan peningkatan pemahaman dan toleransi individu-individu yang berasal dari kelompok minoritas(kulit hitam) terhadap budaya yang dominan, yang pada akhirnya menyebabkan orang-orang dari kelompok minoritas terintegrasi ke dalam masyarakat umumnya(kulit putih).

Ciri- ciri Pendidikan Multikultural
       Tujuannya membentuk “manusia budaya”dan menciptakan masyarakat berbudaya.
        Mengajarkan materi tentang nilai-nilai luhur kemanusiaan, bangsa dan kelompok etnis.
        Memiliki metode yang demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis.
        Evaluasinya ditentukan pada penilaia terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lain.
        Terbuka dalam berpikir untuk menghargai perbedaan.
        Membangun tiga aspek mutual yaitu saling percaya, saling pengertian dan saling menghargai.

Pradigma Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural adalah jantung untuk menciptakan kesetaraan pendidikan bagi seluruh masyarakat. Pendidikan multikultural bukan sekedar perubahan kurikulum atau perubahan metode pembelajaran. Pendidikan multikultural mentransformasi kesadaran ke arah kemana transformasi praktik pendidikan harus dituju. Pengalaman menunjukkan bahwa upaya mempersempit kesenjangan pendidikan salah arah yang justru menciptakan ketimpangan semakin besar.

Pendekatan Pendidikan Multikultural
1.       Pendekatan Historis
                Pendekatan ini mengandaikan bahwa materi yang diajarkan kepada murid dengan melihat kembali ke belakang atau materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Agar materi yang diajarkan bisa ditinjau secara kritis dan dinamis.
2.       Pendekatan Sosiologis
                Pendekatan ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi atas apa yang pernah terjadi di masa sebelumnya di masa lampau.Dengan pendekatan ini  materi yang diajarkan bisa menjadi aktual, bukan karena dibuat-buat tetapi karena senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi saat ini.
3.       Pendekatan Kultural
                Pendekatan ini menitikberatkan pada otentisitas dan tradisi yang berkembang. Dengan pendekatan ini siswa bisa melihat tradisi yang otentik dan yang tidak.
4.       Pendekatan Psikologis
                Pedekatan ini memperhatikan situasi psikologis seseorang secara tersendiri dan mandiri. Artinya masing-masing pembelajar harus dilihat sebagai manusia mandiri dan unik dengan karakter dan kemampuan yang dimilikinya.
5.       Pendekatan Estetik
                Pendekatan estetik mengajarkan siswa untuk berlaku sopan dan santun, damai, ramah, dan mencintai keindahan.
6.       Pendekatan Berprespektif Gender
                Pendekatan ini memberikan  penyadaran kepada siswa untuk tidak membedakan jenis kelamin karena jenis kelamin bukanlah hal yang menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesan.

Pendidikan Multikultural VS Pendidikan Global
Kita dapat melihat sistem pendidikan di negara lain yang telah maju dan berkembang. Dapat membandingkannya dengan pendidikan di negara kita, mana yang dapat diterapkan dan mana yang sekerdar untuk diketahui saja. Kita bisa mencontoh sistem pendidikan yang baik di negara lain selama hal itu tidak bertentangan dengan jati diri bangsa Indonesia. Selanjutnya dalam penerapan pengelolaan pendidikan dengan wawasan ber-prespektif global, lebih ditekankan pada pendidikan yang berwawasan global dimana pendidikan global merupakan pendidikan yang membekali wawasan global agar membekali siswa untuk memasuki era globalisasi sehingga siswa dapat bertindak local untuk menghadapi era globalisasi. Sedangkan Pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian terhadap orang-orang non Eropa. Sedangkan secara luas, pendidikan multicultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnic, ras, budaya, strata sosial dan agama.

Variasi Individual
Tiap individu memiliki ciri-ciri yang khas, yang berbeda satu den gan yang lainnya. Variasi individu dikategorikan dalam berbagai bidang
  1. Perbedaan fisik: usia, tingkat, dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
  2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
  3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
  4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar Perbedaan kecakapan atau kemampuan dasar
Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku peserta didik baik di rumah maupun sekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan orang lain.
Variasi individual dilihat dari berbagai aspek yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1)        Perbedaan Kognitif
2)        Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa
3)        Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
4)        Perbedaan dalam Latar Belakang
5)        Perbedaan dalam Bakat
6)        Perbedaan dalam Kesiapan Belajar











0 komentar:

Posting Komentar